Naomi Susilowati Setiono
Begitu berat Naomi Susilowati Setiono (46) menjalani hidup, Seorang wanita, single parent (ibu dari Priskila Renny (23) dan Gabriel Alvin Prianto (17) ), lulusan Sekolah Menengah Apoteker Theresiana Semarang dan seorang pendeta aktif yang pernah menjadi buruh kasar ini bahkan pernah menjadi kernet bus antarkota, namun kini ia menjadi pengusaha dan bahkan menjadi ketua asosiasi cluster yang terletak di Jalan Karangturi I/I dengan 30 perajin batik lasem yang sangat sukses, sebelumnya ia pernah menggagaskan idenya kepada Bupati Rembang Hendarsono pada waktu itu, namun batik tersebut kalah saing dengan batik lain pada umumnya. Kemudian ia turun dan merintis pengaderan perajin batik di sekolah-sekolah di kabupaten Kudus secara gratis. Meskipun ia seorang pendeta, ia memberi kesempatan kepada perajin untuk menunaikan ibadah shalat. Sesuai kewajiban yang ingin mereka jalankan, bahkan ia menganggap perajin adalah rekan kerja yang saling membutuhkan antara mereka dan dirinya. Setiap bulan Naomi dan rekan-rekan pekerja di tempatnya menghasilkan rata-rata 150 potong batik tulis. Batik-batik bermotif akulturasi budaya Cina dan Jawa ini dikirim ke berbagai daerah, seperti Serang (Banten), Medan (Sumut),dan Surabaya(Jatim).
Meskipun merupakan limpahan dari orangtua, ia tidak semata-mata menerima begitu saja dan terus mengembangkannya, perlahan namun pasti, batik lasem mulai menggeliat dan dilirik kembali oleh para pencinta batik, baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Namun demikian tak hentinya dia mensyukuri akan segala apa yang telah Tuhan berikan kepadanya
(http://www.tokohindonesia.com/ensiklopedi/n/naomi-susilowati/index.shtml)