BAKSO MAS IDING
Rebo Suprapto, namun orang – orang banyak memangilnya Mas Iding, entah apa artinya.
Pada usia yang ke-15 tahun, Mas Iding bekerja sebagai kuli bangunan dikampung halamannya di Jawa Tengah. Ia mempunyai harapan ingin membuka usaha dagang sendiri. “saya ingin mencoba berdagang” ucapnya. Kemudian dia merintis usahanya dengan cara ikut berdagang bersama temannya yang berjualan baso, disamping ikut berdagang dia juga belajar akan usaha apa yang sedang ia tekuni itu, seperti memanage nya dan mempelajari bagaimana membuat bakso yang akan diterima masyarakat.
Ketika Mas Iding sudah tahu tentang seluk beluk akan bidang usaha bakso yang ditekuninya itu, dan sudah bisa mengelola,memanage, dan menjalankannya, Ia pun mulai merintis usaha dengan merantau ke Ciawi - Kota Bogor dengan modalnya sendiri. Pada awalnya, dagangannya laris, namun seiring berjalannya waktu usahanya itu tak kunjung ramai, bahkan gulung tikar, dan akhirnya ia pun kembali pada profesi sebelumnya yaitu menjadi buruh kasarnya itu, tentu sambil mengumpulkan gajinya modal untuk membangun usahanya lagi.
Kemudian Mas Iding keinginannya itu pun terwujudkan, Ia kembali berdagang sama seperti sebelumnya, Ia berjualan bakso, namun ia kembali menelan kerugian yang menyebabkan ia bangkrut lagi, namun tekadnya untuk berjualan bakso tidaklah surut. Dan karena keinginan usaha untuk berdagang baksonya yang kuat, membuat salah satu pelanggannya tertarik dan menjadi investor di usahanya itu.
Apa yang Mas Iding harapkan terwujud, sang investor tersebut memberikannya peluang usaha yang menjanjikan dibidangnya Mas Iding itu, kemudian ia menjalankan modal tersebut untuk merintis kembali usahanya itu, modal itu untuk membeli segala keperluan usaha seperti salah satunya bahan dasar bakso dan gerobak untuk usahanya. Alhamdulillah, usahanya lancar dan meraup keuntungan yang cukup besar.
Mas Iding sukses diusahanya tidak hanya di satu tempat saja, karena ia berpindah dari tempat yang satu ke tempat yang lainnya. Sampai suatu hari ia mendapat suatu kontrakan di Warung pala – Bogor yang mana ia gunakan untuk berjualan dan untuknya pula tinggal/menetap.
Akhirnya apa yang Mas Iding harapkan dan doa yang ia panjatkan terkabulkan, hingga sampai saat ini usahanya makin berkembang pesat.
Satu hal yang harus kita yakini, yaitu disamping doa kita, kesungguhan, dan keyakinan, akan kemampuan kita harus kita jaga, karena kegagalan adalah kesuksesan yang tertunda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar